Kemarin akhirnya kamu sidang akhir. Kini tinggal selangkah lagi, kamu akan mendapatkan gelar itu. Gelar yang selama ini telah kamu perjuangkan. Dan tinggal selangkah lagi kamu akan meninggalkan almamatermu.
Kemarin juga kita bertemu lagi. Tidak lama memang, bahkan amat singkat. Tapi ternyata cukup untuk membuka mataku yang terbutakan selama ini. Akhirnya aku sadar bahwa selama ini aku hanya bersembunyi dibalik ilusi yang kubangun sendiri dan berharap itu akan menjadi kenyaatan. Kemudian kamu meruntuhkannya dalam sekejap. Aku memang sempat marah, karena merasa sangat tidak dihargai. Tetapi selanjutnya aku berpikir, memang wajar kalau kamu bersikap seperti itu. Karena aku telah melanggar janji yang bahkan kubuat sendiri. Kamu pasti lelah dengan segala sikapku yang sangat kekanakkan. Kini aku memaklumi semuanya. Aku juga ingin berterima kasih padamu, setidaknya satu kali, telah memberikan kesempatan bertemu dan mengobrol lagi denganmu. Dan maaf karena malah menjadikan kesempatan itu untuk membuatku semakin serakah. Membuatku semakin ingin terus bersamamu. Tapi sekarang kamu tenang saja. Aku tidak akan mengganggu dan menemuimu lagi. Bahkan jika nanti kamu yang memintanya. Akan kuhapus semua kontakmu yang pernah kusimpan. Dan segera, akan kuhapus semua kenanganmu dari hidupku.
Sekarang, selamat atas kelulusanmu. Akan selalu kudoakan agar kamu terus berbahagia. Lanjutkan jalan hidupmu dengan bangga. Temukan seseorang yang terbaik untukmu. Dan ketika kita semua sudah sukses, semoga kita dapat bertemu lagi dengan senyum yang merekah dan salam sapa yang ramah. Tanpa mengingat semua rasa sakit dan kesedihan yang pernah dilalui.
-FN-
